Pembangunan Pelabuhan Feri Batu Atas Tertunda Karena AMDAL

0
138
Bupati Buton Selatan, Muhammad Adios, pada saat meninjau lokasi rencana pembangunan pelabuhan feri di Batu Atas, Rabu (30/4/2025). Foto : Ridwan
Bupati Buton Selatan, Muhammad Adios, pada saat meninjau lokasi rencana pembangunan pelabuhan feri di Batu Atas, Rabu (30/4/2025). Foto : Ridwan

HELIONEWS – Proyek pembangunan pelabuhan feri di Pulau Batu Atas, Kabupaten Buton Selatan, yang digadang-gadang bakal menjadi penghubung vital antara pulau dan daratan, terpaksa harus mundur dari rencana awal. Meski anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 40 miliar telah disiapkan, dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) hingga kini belum juga rampung.

Ketua DPRD Buton Selatan, Dodi Hasri, mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih ada satu dokumen penting yang menjadi ganjalan dalam proses administrasi proyek tersebut. “Koordinasi kami dengan Dinas Perhubungan menyebutkan bahwa tinggal satu dokumen lagi yang belum tuntas, kemungkinan besar AMDAL-nya,” jelas Dodi saat ditemui Jumat lalu (2/5/2025).

Padahal, sebagian besar dokumen teknis lain seperti studi kelayakan dan perencanaan teknis sudah rampung. Ia mendesak agar Dinas Perhubungan segera menyelesaikan dokumen tersebut agar peletakan batu pertama bisa dilaksanakan pada tahun 2026 mendatang.

Pembangunan pelabuhan ini dinilai sangat penting oleh berbagai pihak, termasuk Bupati Buton Selatan, Muhammad Adios. Ia menilai kehadiran pelabuhan feri di Batu Atas akan memberi dampak besar terhadap perputaran ekonomi warga pulau.

“Pelabuhan ini kita rancang bukan hanya untuk kapal penumpang, tetapi juga akan ada pelabuhan perikanan dan pelabuhan kargo. Harapannya, kebutuhan masyarakat Batu Atas bisa terpenuhi seperti daerah lainnya,” terang Adios.

Kepala Dinas Perhubungan Buton Selatan, Insanu, membenarkan bahwa dokumen AMDAL memang menjadi satu-satunya syarat yang belum tuntas. “Tiga dokumen lainnya sudah siap, yakni studi kelayakan, masterplan, dan DED (Detail Engineering Design). Saat ini kami sedang menyelesaikan kajian lingkungannya. Kalau lancar, 2026 sudah bisa mulai pembangunan,” ujarnya.

Insanu juga menambahkan bahwa proyek ini sudah tercantum dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN), dan akan menggunakan skema multiyears (kegiatan tahun jamak) mengingat sebagian besar material harus didatangkan dari luar pulau. Ia juga memastikan bahwa proses hibah lahan untuk lokasi pelabuhan telah selesai melalui pendekatan negosiasi dengan pihak terkait.

Jika pelabuhan ini selesai dibangun, kapal yang akan melayani rute Batu Atas direncanakan bukan kapal feri kecil seperti yang melayani rute Batauga atau Siompu, melainkan kapal jenis roro berkapasitas besar yang juga bisa mengangkut kendaraan.

Meski optimisme terus digaungkan oleh pemerintah daerah, ketertundaan akibat belum rampungnya dokumen AMDAL membuat masyarakat menanti dengan harap-harap cemas. Pembangunan pelabuhan feri Batu Atas yang direncanakan dimulai pada 2026 kini sangat bergantung pada keseriusan dan kecepatan pemerintah dalam merampungkan seluruh dokumen yang dibutuhkan.

Penulis : Ridwan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini