Kopi Rongi Buton Selatan, Kopi Lokal yang Diolah Pakai Mesin dan Roasting Berlisensi

0
132
Pengelola Rongi Kopi Premium, Fikri Ahmad.

HELIONEWS – Sejumlah pemuda dari Rongi Desa Sandang Pangan Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki keinginan untuk lebih mengembangkan salah satu produk kopi asal Buton yakni kopi rongi.

Untuk mewujudkan itu, dibuatlah usaha Rongi Kopi Premium yang rumah produksinya berada di Desa Sandang Pangan. Mulai beroperasi awal tahun 2023, rongi kopi premium menggunakan mesin kopi industri. Hal itu memberikan keunggulan cita rasa yang berbeda dibanding olahan kopi lainnya dari Buton yang masih manual.

“Cita rasanya berbeda karena tingkat kematangan kopi hasil mesin industri berbeda dengan manual. Kita dapat menyesuaikan kebutuhan pelanggan misalnya pelanggan maunya jenis rostingan medium (biji kopi berwarna kecoklatan), medium to dark (biji kopi berwarna coklat kehitaman ataupun dark (biji kopi berwarna hitam),” ungkap salah satu pengelola Rongi Kopi Premium, Fikri Ahmad ditemui di Kota Baubau, Selasa 13 Juni 2023.

Hasil olahan rongi kopi premium dalam berbagai kemasan.

Fikri menyebut, produk Rongi Kopi Premium saat ini terbagi dalam tiga kemasan yakni kemasan 250 gram, 500 gram dan satu kilogram (Kg). Alumni Teknik Sipil Unidayan itu mengaku saat ini pihaknya sementara memasang harga promosi. Kemasan 250 gram dibanderol Rp45 ribu, 500 gram Rp60 ribu, dan satu kg seharga Rp100 ribu.

“Bahan kopi kami ini dari petani lokal Rongi Desa Sandang Pangan. Sejak buka hingga saat ini sudah sekitar 200 bungkus kopi rongi premium yang laku terjual. Rata-rata yang bungkusan sekilo. Tapi kalau kebutuhan rumahan biasanya yang 500 gram,” ungkapnya.

Fikri menjelaskan hasil olahan rongi kopi premium mulai dari sebelum proses sangrai dan sesudah sangrai dilakukan, biji kopi benar-benar disortir dengan cermat sehingga biji kopi yang diolah merupakan biji kopi dengan kualitas terbaik. Sang roster (yang merosting kopi) juga telah memiliki sertifikasi sehingga catatan diatas kertas tak perlu diragukan lagi.

“Petani kopi di Rongi ini agak sulit mencari pemasaran hasil bertaninya jadi kami inisiatif menjadi penampung untuk kami olah sekaligus juga supaya kopi rongi ini tidak dibeli pihak lain yang kemudian mengganti nama brandnya dengan kopi lain. Modal awal kurang lebih Rp 200 juta karena menggunakan mesin kopi yang harganya lebih dari seratus juta rupiah,” pungkasnya.

Penulis: Alex
Editor: Kasim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini