Pemkab Busel Optimis Capai Target Penurunan Stunting pada 2024

0
78

HELIONEWS – Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, prevalensi angka stunting di Kabupaten Buton Selatan (Busel) sebesar 45,2 persen. Hal Ini menempatkan posisi daerah Negeri Beradat itu menjadi peringkat pertama tertinggi diantara kabupaten lain di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Target nasional menetapkan prevalensi stunting harus mencapai 14 persen pada tahun 2024. Meski masih terbilang jauh, Pemerintah Kabupaten Busel optimis bisa mencapai target tersebut dengan upaya proaktif dari semua stakeholder.

“Kita optimis dengan kerja-kerja semua stakeholder serta intansi terkait dalam hal penurunan angka stunting. Tentunya ini menjadi tanggung jawab kita semua, kita dalam hal ini ada 17 OPD yang terlibat langsung. Dengan kerja maksimal dan evaluasi secara terus menerus, bukan tidak mungkin kita di Buton Selatan bisa mencapai target itu. Dengan kita maksimalkan tenaga yang ada dengan optimis dan keyakinan untuk melakukan yang terbaik. Sangat memungkinkan kita capai target pada tahun 2024 mendatang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Busel, Insanu ditemui dilansir.com di ruang kerjanya, Kamis (4/8/2022).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, telah menginstruksikan seluruh puskesmas maupun tenaga kesehatan lainnya yang tersebar di 60 desa dan 10 kelurahan untuk melakukan upaya penurunan penyakit tersebut.

Menurut Insanu, untuk menekan angka stunting di Bumi Gadjah Mada ini perlu mengintervensi pelayanan kesehatan paling dasar yakni di Puskesmas maupun Posyandu. Olehnya itu, pihaknya sudah menempatkan tenaga admin stunting di tiap Puskesmas.

“Untuk kita menekan angka stunting, tentunya usernya ada di puskesmas yang punya tenaga ahli gizi, perawat, bidan maupun dokter untuk melakukan pemantauan dan verifikasi. Kita juga memiliki tenaga posyandu untuk penurunan angka stunting ini,” ungkapnya.

Lanjut ia berharap, penurunan angka stunting ini memerlukan kerjasama dan kesadaran seluruh elemen masyarakat. Sebab menurut dia, meskipun pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya, namun akan sia-sia jika tanpa adanya kesadaran dari masyarakat.

“Ini kerja berat kita bersama sehingga harus terus bersinergi. Termasuk teman-teman wartawan yang sebagai corong informasi kepada masyarakat, bisa turut memberikan edukasi terkait stunting ini,” pungkasnya.

Perlu diketahui, ada lima sasaran yang menjadi fokus BKKBN terkait percepatan penurunan stunting nasional, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca kelahiran, anak di bawah 2 tahun dan anak di bawah 5 tahun. Kelima sasaran ini nantinya akan dilakukan inkubasi dan perhatian khusus.

Mengutip dari Penyuluh KB Utama BKKBN, Siti Fathonah menjelaskan, calon pengantin perempuan terlebih dahulu harus memeriksakan kesehatan pranikah yang meliputi beberapa indikator, yakni pemeriksaan lingkar lengan, berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui adanya anemia pada calon pengantin perempuan. Sedangkan untuk calon pengantin laki-laki, tidak boleh merokok minimal tiga bulan karena sperma laki-laki itu yang dikeluarkan adalah 75 hari sebelumnya.

Sementara, pada ibu hamil perlu menjaga asupan gizi seimbang dan pemeriksaan rutin kehamilan untuk mengetahui tumbuh kembang pada janin yang dikandung.

Pemeriksaan pada hari pertama kelahiran adalah pemantauan berat badan dan tinggi badan. Bayi dilahirkan dengan berat badan di bawah 2.5 kg dan panjang di bawah 48 cm maka dia masuk kategori stunting dan memerlukan perhatian khusus. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini