
HELIONEWS – Bupati Buton, La Bakry mengakui tenaga kesehatan (Nakes) di wilayahnya masih kurang dalam memenuhi standar pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Olehnya ia meminta dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Buton untuk menyuarakan kekurangan Nakes tersebut.
Hal ini disampaikan La Bakry saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) IV Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPNI Kabupaten Buton di aula Kantor Bupati Buton, Minggu (17/7/2022).
“Dalam standar pelayanan minimal, kita tidak bisa penuhi, karena kepala daerah tidak diberi keleluasaan untuk rekrutmen. Rekrutmen ada di kementerian. Kita mau mengangkat honorer tidak boleh, akhirnya magang untuk menyiasati supaya bekerja. Hal ini pun sudah diperingatkan, kalau masih ada lagi akan menjadi temuan. Sekarang saja tidak cukup mau dihentikan. Nah, ini melalui asosiasi untuk disuarakan, bahwa ini fakta,” ungkap Bupati Buton.
Namun Pemkab Buton terus melakukan upaya untuk menambah tenaga kesehatan di bumi penghasil aspal tersebut. Kata La Bakry, pihaknya tidak menyerah dan telah mengajukan formasi tenaga kesehatan kepada pemerintah pusat untuk diangkat menjadi PPPK.
“Tapi kita tidak putus asa. Kemarin untuk tenaga kesehatan dan pendidikan kami sudah usul untuk PPPK berdasarkan analisis jabatan dan kebutuhan,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Buton ini.
Terlepas dari itu, La Bakry merasa bangga berada diantara para perawat yang hadir dalam acara Musda tersebut.
“Saya bangga berada dihadapan profesi perawat yang tergabung dalam PPNI Kabupaten Buton. Perawat adalah pekerjaan yang mulia kalau kita ikhlas Insyallah pahalanya tak terhingga di sisi Allah SWT,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PPNI Sultra mengungkapkan, kehadiran Bupati Buton merupakan wujud kecintaan pemerintah daerah terhadap profesi perawat.
“Di tengah kita hadir pak bupati, kehadirannya merupakan wujud kecintaannya terhadap profesi perawat di tengah kesibukan beliau. Jadi semua kita harus menjadi garda terdepan dalam penanganan Pandemi Covid-19. Izin pak Bupati, kami melaporkan perawat yang menjadi korban 700 lebih, dan termasuk salah satunya mantan Ketua PPNI Buton. Saya mohon kesediaan teman-teman untuk menundukan kepala sejenak, sehingga ini menjadi renungan dan tidak menjadi alasan. Mari bersama-sama pemerintah kita sukseskan dan tingkatkan kesejahteraan masyarakat. PPNI kuat karena perawatnya bersatu,” tegasnya.
Di kesempatan itu Ketua DPD PPNI Buton menegaskan, acara ini merupakan kegiatan rutin organisasi dan saat ini terdapat 574 anggota yang teregristasi tersebar di seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Buton.
Diketahui, turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin, Ketua DPW PPNI Sultra, Haryanto, Ketua DPD PPNI Buton, Ridwan Saitun, para Ketua Organisasi Profesi Kesehatan IDI Buton, IBI Buton, PPNI Baubau, serta Kaprodi Keperawatan Buton Poltekkes Kemenkes Kendari. (Rls)