Mengenal Syal Khas Buton, Pernah Dikenakan Presiden Jokowi sebanyak Tiga Kali

0
118
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana mengenakan syal ade buton saat kunjungannya di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada kegiatan GTRA Summit Wakatobi tahun lalu. (Foto: Istimewa)

HELIONEWS – Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara selalu kuat dengan nilai historis dan warisan budaya. Untuk memaksimalkan potensi itu, beberapa Usaha kecil menengah (UKM) memfokuskan diri di bidang souvenir atau oleh khas Buton, seperti kerajinan kain tenun.

Produk-produk kain Buton kerap menjadi pilihan para wisatawan lokal, nasional, hingga Internasional sebagai oleh-oleh dari tanah Buton.

Menariknya, produk Kampurui atau hiasan kepala Pria khas Buton sudah pernah dikenakan oleh tiga menteri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menpan RB Abdullah Azwar Anas, dan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki.

Yang lebih menakjubkannya lagi, produk syal milik UKM Ade Buton itu telah dikenakan Presiden RI, Joko Widodo sebanyak tiga kali. Pertama, pada kunjungan Jokowi di Wakatobi. Kedua dan Ketiga dikenakan kala Jokowi mengunjungi Kota Baubau dan Kabupaten Buton.

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana mengenakan syal khas buton saat kunjungannya di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada kegiatan GTRA Summit Wakatobi tahun lalu. (Foto: Istimewa)

Ade Buton sendiri berdiri sejak tahun 2018. Ade Buton adalah usaha milik Pasutri ibu Ade Mardiya dan bapak Yusuf. Produk-produk kreatif dihasilkan biasanya berawal dari ide Ade yang dikolaborasikan dengan sang suami yang merupakan seorang desainer motif.

Produk pertama yang dihasilkan adalah Kampurui. Ade Buton merancang kampurui yang memiliki perekat panjang, sehingga bisa cocok dengan berbagai ukuran kepala.

Berbeda dengan kampurui klasik yang menggunakan kain. Mereka merancang Kampurui dengan kain tenun. Garis jahitannya didesain tidak terlihat di luar, agar terlihat rapi. Lapisan dalamnya juga sangat kuat.

“Kita design dengan kualitas yang bagus dan kokoh. Setelah dari sini, (tanah Buton) Kita ingin pembeli atau wisatawan bisa memakai kampurui ini dengan waktu yang lama,” jelas Ade Mardiya.

Setelah kampurui, kata Kasi Trantib Kelurahan Batulo itu, Ade Buton kembali mengeluarkan sejumlah produk yang cukup inovatif. Ada jilbab bermotif lukisan destinasi wisata, dan jilbab bermotif peta Baubau, Kaos khas Buton bermotif Oputa Yi Koo dan Butonisme.

Kain batik Buton yang bermotif lambang-lambang khas Buton, seperti naga, nanas, Malige, dan motif sarung khas Buton. Kain batik ini biasa untuk dibuatkan baju dengan sentuhan khas Buton. Kemudian, ada juga syal khas Buton yang memiliki motif hampir serupa dengan Batik Buton.

Ade Mardiya mengungkapkan, setiap produknya memiliki filosofi dan pemaknaan sendiri. Misalnya, syal batik Buton yang dibuatnya menempatkan gambar masjid Agung Buton di posisi tertinggi, karena di filosofi Buton, agama memiliki posisi tertinggi.

Ade bercerita, dia sangat bersyukur ketika ada yang mengapresiasi produknya dengan membeli dan mengenakannya produknya. Salah satu momen terbaik dalam hidupnya adalah kala presiden Joko Widodo mengenakan syal batik Buton miliknya.

“Saat tahu, syal saya dipakai Jokowi, saya menangis dan sangat bersyukur telah mendapat apresiasi yang sangat tinggi. Ini menunjukkan beliau pemimpin yang mendukung masyarakatnya melalui produk-produk lokal,” paparnya.

Ade Mardiya kala menunjukan kain batik Buton miliknya. Model Dua syal batik Buton yang pernah dikenakan Presiden Jokowi. (Foto:Istimewa)

Kata dia, dalam pembuatan produknya, Ade selalu melibatkan penjahit-penjahit lokal. Hal ini dimaksudkan, agar usahanya juga bisa berdampak positif bagi warga lokal.

Melalui brandnya, Ade memiliki visi misi untuk membantu promosi wisata di seluruh Kabupaten dan Kota di wilayah eks Kesultanan Buton. Seperti Kota Baubau Baubau, Kabupaten Buteng, Busel, Butur, dan Wakatobi.

Untuk diketahui, produk-produk Ade Buton dapat dibandrol dari harga 20 ribu hingga 350 ribu. Kampurui berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Syal batik Buton Rp 100 sampai Rp 120 ribu. Kaos Rp 100 sampai Rp 135 ribu.

Jilbab bermotif Buton Rp 185. Sajada canvas Buton 185, sajadah batik Buton 85 ribu, kain batik Buton Rp 315 ribu sampai Rp 350 ribu. Pigura atau hiasan dinding Buton Rp 75 ribu. Dan gantungan kunci khas Buton berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu.

Ade Mardiya melihat, pentingnya kerja sama banyak pihak dalam meningkatkan kualitas dan mempromosikan potensi wisata daerah. Untuk itu, pelaku usaha juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas pariwisata daerah.

Saat ini, Ade Buton memfasilitasi wifi dan CCTV untuk Pokdarwis Limbo Wolio di Benteng Keraton Wolio. Hal ini perlu untuk meningkatkan fasilitas wisata dan menjaga keamanan wisatawan kala berwisata.

“Kita ingin menginspirasi banyak pihak. Bahwa, keamanan di lokasi wisata itu penting. Sebab, hal ini sangat berpengaruh pada jumlah wisatawan yang berkunjung di Kota Baubau. Efeknya juga akan terasa pada pelaku-pelaku ekonomi kreatif lokal,” tutupnya.

Penulis : Rahman
Editor: Kasim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini