HELIONEWS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat perkembangan sektor keuangan tumbuh positif hingga April 2022. Terhitung, kredit perbankan di Sultra tumbuh mencapai Rp 41,18 triliun.
Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Pengawasan Lembaga OJK Sulawesi Tenggara, Maulana Yusup saat mengelar Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) bersama awak media di gedung Learning Center OJK Sultra, Kendari (Selasa, 21/6/2022).
Ia memaparkan, secara umum kinerja industri jasa keuangan (KIJK) sampai dengan April 2022, tumbuh positif ditengah kondisi pandemi yang semakin terkendali yang tercermin dari aset perbankan tumbuh sebesar 9.73% (yoy) menjadi sebesar Rp41,18 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,59% (yoy) menjadi sebesar Rp28,52 triliun. Kredit yang diberikan sebesar 18,61% (yoy) menjadi sebesar Rp33,16 triliun dengan kualitas kredit terjaga pada kondisi yang baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,74% dibawah treshhold 5%.
”Kredit Perbankan di Sulawesi Tenggara didominasi oleh penyaluran kredit kepada Sektor Pemilikan Peralatan Rumah tangga Lainnya termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 41,24%. Kemudian sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,44%, dan sektor pertambangan dan penggalian bertumbuh paling signifikan yaitu 2343,43%, disusul pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 34,65%,” terangnya.
Lanjutnya, dari sisi penyaluran kredit kepada UMKM terdapat pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 22,57% dengan rasio NPL di posisi 3,42%. Pangsa kredit UMKM mencapai 33,34% dari total penyaluran kredit sebesar Rp33,16 Triliun. Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 96,33%, Kecil 16,97%, dan Menengah yang terkoreksi -45,10%.
”Non Performing Fund (NPF) Perusahaan Pembiayaan posisi Maret 2022 sebesar 2,07% membaik sebesar 0,16% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 2,23%. Untuk premi dan klaim Asuransi Umum pada TW 1 2022 tumbuh masing-masing sebesar 5,22% dan 10,26% qtq. Sedangkan Premi dan klaim Asuransi Jiwa mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 46,45% dan 40,74%, sedangkan untuk pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar -8,32% yoy,” urainya.
Sambung Maulana Yusup, sedangkan Piutang Perusahaan Pembiayaan (PPP) tumbuh sebesar 23,74% yoy. Pada posisi Maret 2022, Premi Perusahaan Asuransi Umum Syariah terkoreksi -8,01% yoy dengan total premi sebesar Rp12,78 Juta dan total klaim sebesar Rp27,96 Miliar. Untuk Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah pada posisi Maret 2022 tumbuh 514,79% yoy dengan total premi sebesar Rp25,82 Miliar dan total klaim sebesar Rp2,01 Miliar.
”Tingkat Inklusi masyarakat terhadap produk investasi di Lembaga Jasa Keuangan Pasar Modal di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh yang tumbuh sebesar 93,85% yoy dengan total rekening investasi sebanyak 48.194 rekening. Saat ini di Sulawesi Tenggara telah tersedia 4 Perusahaan Efek dan 9 galeri investasi yang dapat diakses oleh masyarakat untuk produk invetasi Pasar Modal,” ucap Maulana Yusup.
Khusus produk reksadana, kata Maulana Yusup, mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh 110,28% yoy. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Tenggara posisi April 2022 sebesar Rp48 Miliar. Kredit dan Jumlah Debitur restrukturisasi Perbankan akibat covid-19 per April 2022, terus bergerak turun dengan tren melandai dibandingkan bulan sebelumnya.
“Peran restrukturisasi sangat besar menekan tingkat NPL/NPF dari Bank sehingga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik. Proses restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak covid 19 sampai dengan posisi April 2022, dari Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 75.320 debitur dengan baki debet sebesar Rp4,65 triliun. Adapun share debitur UMKM terhadap total realisasi restrukturisasi kredit covid 19 di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 95,46% atau 23.621 debitur dari total debitur sebanyak 24.051,” bebernya.
Maulana Yusup menerangkan, untuk perkembangan pengguna fintech di Provinsi Sulawesi tenggara, mengalami pertumbuhan yang postif. Dilihat dari jumlah lender terdapat peningkatan sebanyak 522 entitas atau 29,56% yoy seiring dengan itu borrower juga mengalami peningkatan sebesar 53,66% yoy.
”Dari sisi jumlah transaksi per akun di Provinsi Sulawesi Tenggara, khusus untuk akun lender mengalami peningkatan sebesar 41,80% yoy. Kemudian, transaksi borrower mengalami peningkatan yang signifikan hingga sebesar 81,76% yoy. Per posisi April 2022, jumlah outstanding pinjaman fintech di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp122.126 Juta atau meningkat 64,57% yoy,”ujarnya.
Sebelum menutup, Maulana Yusup menambahkan, hal ini mencerminkan bahwa tingkat literasi dan inklusi masyarakat di wilayah Sulawesi Tenggara cukup baik. Berdasarkan survei OJK tahun 2019, tingkat inklusi dan literasi masyarakat di Sulawesi Tenggara melampaui target nasional, tercatat untuk inklusi sebesar 75,07% sedangkan literasi sebesar 36,75%. (Uns)