Kopi Rongi: Dari Kampung Tembus Hypermarket, Gerakan Ekonomi Petani

0
83
Kopi Rongi Desa Sandang Pangan, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara sudah dikemas dan masuk di hypermart. (Foto: Istimewa)

HELIONEWS, BATAUGA – Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi pertanian yang melimpah. Salah satunya adalah tanaman kopi robusta yang ada di Desa Sandang Pangan, Kecamatan Sampolawa. Oleh masyarakat setempat menamainya Kopi Rongi.

Kenikmatan kopi ini tidak kalah dengan kopi robusta di daerah lain. Kelebihannya, Kopi Rongi diolah secara tradisional. Dari kampung tembus pasar hypermart yang ada di Kota Baubau bahkan di luar kepulauan Buton.

Kopi Rongi merupakan komoditas kopi lokal yang biasa diolah rumahan. Diolah masih menggunakan lesung. Zaman Kesultanan. Kopi Rongi menjadi hidangan Sultan.

Kini kopi Rongi sudah dikelolah BUMDes Desa Sandan Pangan. Selain mempromosikan kopi asli Rongi juga dalam upaya menggenjot peningkatan kualitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakat petani.

Himpunan Pelajar Mahasiswa Rongi (Hipermar) menggelar Kopi Rongi Expo di lapangan futsal Rongi. Ketua Panitia Kopi Rongi Expo Jusman, mengatakan, tujuan kopi rongi expo di adakan di Desa Sandang Pangan (rongi) yaitu untuk mempublikasikan bahwa di Desa Sandang Pangan ada petani yang menanam kopi.

Himpunan Pelajar Mahasiswa Rongi (Hipermar) menggelar Kopi Rongi Expo di lapangan futsal Rongi. (Foto: Istimewa)

Memanfaatkan momen itu sekaligus mempromosikan kopi yang ada di desa Sandang Pangan (rongi). “Harapan kami dengan adanya kegiatan ini bisa mengangkat nama desa Sandang Pangan untuk bisa di kenal di seluruh Indonesia, ” ujarnya.

Dengan adanya komoditas kopi bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat. Karena di Rongi pengolahan kopi masih sederhana.

Menurut Hasirin salah satu tokoh muda masyarakat Rongi, sekitar tahun 1970-an di Sultra menjadi penyuplai kopi di kanca nasional. Salah satu penyuplai terbesar saat itu adalah dari petani komoditas Desa Sandang Pangan.

Untuk semakin mempopulerkan kembali kopi rongi ini Pemdes mendorong kopi rongi menjadi komoditas unggulan. Yang kini Pemdes mendorong kopi rongi ini digenjot dan dikelolah BUMDes Lamando Jaya.

Dari porsi dana desa sejak tahun 2020 sekitar Rp 275 juta untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi rongi yang kini dikelola BUMDes Sandang Pangan. Jumlah petani kopi di Rongi sekitar 200 orang lebih.

Kedepan ia berharap kopi rongi ini berkaloborasi dengan pemilik kedai kopi yang ada di Baubau dan Busel. Sehingga kopi rongi dapat dikenal seluruh indonesia.

Biasanya sebelum adanya BUMDes kopi rongi ini dijual ke tengkulak atau kepasar-pasar. Diharapkan barista di Kota Baubau dapat mengambil sendiri di Rongi.

Ia berharap kedepan kerja sama dengan beberapa kedai kopi. Diharapkan juga kopi rongi juga dapat semakin dikenal masyarakat luas sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani kopi lokal. Kedepan intervensi Pemdes dalam peningkatan kualitas dan produksi maupun promosi akan semakin digenjot.

Hampir seluruh hypermart di Kota Baubau sudah memasarkan kopi Rongi. Sebelumnya hanya dinikmati dirumah-rumah warga di kampung. Kini masuk pasar modern. Kemasanya pun kian menarik. Ekonomi tergerak. Petani sejahtera. (aga)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini