
HELIONEWS – Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan (Busel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya melestarikan budaya lokal dengan mengusulkan tiga Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) untuk tahun 2025. Usulan tersebut meliputi Pesta Adat Meta’ua, Tari Fomani dan Karia’a Liwu Burangasi.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan, La Ode Haerudin berharap usulan tersebut dapat terealisasi tahun ini. Pengakuan ini dibutuhkan guna memperkuat identitas budaya Buton Selatan di tingkat nasional.
“Target tahun 2025 ini, tim kami sedang menyusun format untuk mengusulkan 3 warisan budaya Buton Selatan. Warisan budaya itu pertama, Meta’ua yang ada di Siompu yakni, ritual pesta adat. Kedua, Tari Fomani juga masih di Siompu. Ketiga, Karia’a Liwu Burangasi,” kata Kadis Kebudayaan, La Ode Haerudin ditemui di kantornya, Rabu (19/2/2025).
Haerudin menjelaskan, untuk menguatkan pengusulan tersebut, Dinas Kebudayaan akan mengumpulkan seluruh persyaratan administrasi maupun kajian akademiknya dan berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti Majelis Adat dan para maestro budaya di Buton Selatan.
Juga melengkapi form pengajuan dengan data rinci, seperti aspek kesejarahan, sosial, hingga fungsi budaya tersebut dalam kehidupan masyarakat.
“Prosesnya ke Provinsi Sulawesi Tenggara, lalu dari provinsi dibawa ke Kementerian di jakarta, setelah itu dari Kementerian melakukan survei di lapangan. setelah itu Tim Ahli WBTb akan melakukan Rapat untuk menentukan layak atau tidak,” ungkapnya.
“Untuk mendukung pemajuan kebudayaan di Buton Selatan. Kami juga mengusulkan sebuah regulasi atau Peraturan Daerah. Pokoknya kami dorong untuk disetujui di DPRD dalam hal ini Komisi 2, dan mereka sudah siap. Hal ini dibutuhkan supaya menjadi aturan yang menjadi pijakan,” lanjut Haerudin menjelaskan.
Menurutnya, pelestarian budaya lokal menjadi prioritas, baik melalui perlindungan, pengembangan, pembinaan, maupun pemanfaatan. Ia menegaskan, budaya lokal bukan hanya warisan yang harus dijaga, tetapi juga dapat diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Penulis: Kasim