HELIONEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buton Selatan mengingatkan lima wilayah yang berpotensi menjadi langganan bencana hidrometeorologi selama musim kemarau tahun ini.
Wilayah-wilayah tersebut antara lain Desa Gunung Sejuk, Jaya Bakti, Katilombu, Todombulu, Masiri, Kolowu, serta area sekitar SMA Negeri 4 Sampolawa. Seluruhnya dinilai rawan mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai, dan gelombang tinggi.
Kepala Pelaksana BPBD Buton Selatan, Suharuddin Singka, mengungkapkan bahwa dalam enam bulan terakhir, wilayah tersebut telah mengalami beberapa kejadian hidrometeorologi ekstrem yang berdampak pada ratusan warga.
“Sebanyak 100 kepala keluarga terdampak banjir bandang akibat tingginya curah hujan dan buruknya sistem drainase di beberapa desa,” ujar Suharuddin, Rabu (16/7/2025).
Saat ini, BPBD juga tengah menangani abrasi yang mengancam area SMA Negeri 4 Sampolawa. Menurutnya, abrasi tersebut diperparah oleh kombinasi curah hujan tinggi dan gelombang laut yang kuat, hingga menyebabkan longsoran tebing yang cukup serius.
Suharuddin menambahkan bahwa beberapa bencana tersebut telah terjadi hampir setiap tahun, sehingga dibutuhkan keterlibatan aktif dari pemerintah desa (Pemdes) dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan.
“Bencana yang terjadi berulang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah desa perlu mendorong warganya untuk bergotong royong membersihkan saluran air dan memperkuat wilayah rawan,” katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan peringatan dini dari BMKG, Buton Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dalam waktu dekat. Karena itu, Suharuddin mengimbau masyarakat—khususnya petani dan nelayan—agar lebih waspada, tidak bepergian sendiri ke kebun atau melaut, serta selalu membawa identitas diri seperti KTP.
Ia juga mengingatkan soal potensi ancaman dari satwa liar seperti ular piton, yang belum lama ini menewaskan seorang warga di Kelurahan Majapahit.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Baubau, Yamin Saleh Saidu, menjelaskan bahwa selama periode 1–20 Juli, Buton Selatan mengalami hujan dengan intensitas sedang, berkisar 50–150 mm per dasarian (10 hari).
“Melihat dinamika atmosfer, potensi hujan masih ada untuk sepekan ke depan, meski tidak seintens bulan Juni lalu,” kata Yamin.
Untuk kondisi laut, saat ini wilayah Buton Selatan memasuki musim angin timur. Gelombang laut di perairan Kecamatan Kadatua hingga Siompu tercatat setinggi sekitar 1 meter dan masih dalam kategori aman. Kecepatan angin berada di kisaran 5 knot, bertiup dari timur laut hingga tenggara. (Adm)