Hari Kontrasepsi Sedunia, 100 Akseptor di Buton Selatan Ikuti Layanan KB Serentak

0
23
Kegiatan fasilitasi intensifikasi dan integrasi pelayanan KB-KR wilayah khusus di Lapangan Lakarada, Kecamatan Batauga, Jumat (12/9/2025). (Foto:IST)

HELIONEWS, BATAUGA – Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton Selatan menggelar sosialisasi sekaligus pelayanan kontrasepsi, Jumat (12/9/2025).

Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Lakarada, Batauga, ini menghadirkan 100 peserta dari berbagai kalangan masyarakat. Sosialisasi mencakup pengetahuan tentang kontrasepsi pria dan wanita, serta pelayanan pemasangan alat kontrasepsi di seluruh fasilitas kesehatan di Buton Selatan.

Kepala Dinas P2KB Buton Selatan, La Asari, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Khusus di Buton Selatan, selain sosialisasi, setiap puskesmas juga memberikan layanan pemasangan kontrasepsi bagi 100 akseptor.

“Ini serentak dilakukan di Indonesia. Di Buton Selatan, kegiatan dipusatkan di Batauga, tetapi seluruh fasilitas kesehatan di setiap kecamatan juga memberikan pelayanan kepada 100 akseptor pada hari ini,” jelasnya.

Jenis kontrasepsi yang diberikan meliputi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, hingga metode operasi pria (MOP) dan metode operasi wanita (MOW). Menurut La Asari, penggunaan kontrasepsi bersifat sukarela dan harus mendapat persetujuan kedua belah pihak dalam rumah tangga.

“Pemasangan tidak serta-merta dilakukan. Ada formulir kesepakatan yang ditandatangani pasangan, agar tidak menimbulkan persoalan rumah tangga. Misalnya, suami masih ingin anak sementara istri tidak,” katanya.

La Asari menambahkan, pemasangan MOP dan MOW umumnya dilakukan di rumah sakit karena melibatkan prosedur operasi ringan, sementara AKDR dan implan dapat dilakukan di puskesmas. Seluruh tenaga medis, baik dokter maupun bidan, sudah dilatih untuk melayani pemasangan kontrasepsi tersebut.

“Untuk pemasangan AKDR biayanya paling sedikit Rp100 ribu sebagai jasa medis. Namun masyarakat bisa memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk menutup biaya tersebut. Kami juga menyiapkan mobil penjemputan dan pemulangan bagi akseptor, bahkan menyediakan makan dan minum pasca tindakan,” ujarnya.

Selain itu, BKKBN juga menekankan pentingnya edukasi kepada generasi muda terkait perencanaan keluarga. La Asari menegaskan, usia ideal menikah adalah 23 tahun bagi perempuan dan 27 tahun bagi laki-laki.

“Edukasi ini penting agar generasi muda tidak menikah terlalu muda atau terlalu tua. Dengan menikah di usia ideal, program KB bisa lebih efektif,” tambahnya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini