HELIONEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unidayan melaksanakan yudisium kepada 23 sarjana Angkatan XXI tahun 2023, di baruga La Ode Malim, Rabu (21/6). Dua mahasiswa dinobatkan sebagai alumni terbaik pada seremoni pelulusan itu.

Dua lulusan terbaik tersebut yakni Annisa Rahmawati dari konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) dengan IPK 3.83 (Pujian) dan Sri Filda dari konsentrasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) dengan IPK 3.64 (Sangat Memuaskan). Keduanya ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Dekan FKM Unidayan Nomor: 335/Q.24/FKMU-UND/VI/2023 tertanggal 20 Juni.
Tak kalah uniknya pula, yudisium kali ini menonjolkan kesan kearifan lokal. Peserta yudisium khususnya laki-laki tampak mengenakan kampurui khas Buton di kepala. Setelah yudisium ini, mereka direncanakan mengikuti wisuda pada Sabtu 24 Juni 2023.
Pun Rektor Universitas Dayanu Iksanuddin (Unidayan), LM Sjamsul Qamar memberikan apresiasi atas konsep yudisium yang diselenggarakan FKM hari itu. “Selamat, sukses untuk kalian semua,” kata Sjamsul dalam sambutannya.
Sementara itu, Dekan FKM Unidayan, Rininta Andriani mengatakan, 23 mahasiswa yang telah menjalani yudisium tersebut kini sudah berhak menyandang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat atau SKM.
“Hari ini adalah momentum kalian disematkan gelar sarjana. Semoga gelar sarjana bisa menjadi bekal yang nantinya bisa kalian manfaatkan untuk menggapai masa depan yang telah impikan,” ujar Rininta.
Ia mengingatkan 23 alumni itu untuk terus menanamkan nilai-nilai akhlak dan budaya Buton yang menjadi ciri khas ajaran kampus Unidayan Kota Baubau. “Ini bukanlah akhir perjuangan, tetapi awal kalian menghadapi kehidupan yang sebenarnya untuk membuktikan eksistensi dan kontribusi kepada masyarakat,” imbuhnya.
Lebih jauh, tambah dia, pihaknya meminta para alumni agar jangan berhenti belajar dan mengembangkan kapasitas ilmu kesehatan masyarakat. Materi pelatihan softskill dan layanan karir yang diberikan sehari sebelumnya juga bisa menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja.
“Hari ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin ketat dan persaingan kerja juga semakin ketat. Maka tidak ada lagi yang akan menerima orang yang bermalas-malasan,” tandas Rininta.